Kamis, 29 Juli 2010

TANYA SANG PEMILIK HATI

Adakah hati yang terluka dan amat sangat kecewa bisa memberikan maaf untuk semua yang di terimanya, mungkin bagi kita yang tidak ada pada posisinya hanya akan memberikan input untuk lebih sabar dan sabar …

Sang pemilik hati bertanya , SABAR ???? sabar yang seperti apa lagi ? dan sabar yang bagaimana? Walau sebenarnya dia sadar kalau semuaini hanyalah laku dan proses bagi dia , toh semua manusia juga tidak luput dari masalah hidup, ada kemungkinan sang pemilik hati hanya melihat orang lain secara phisicly saja, tanpa tahu apa yang bergejolak dan yang sedang di hadapi orang lain

Terlalu riskan untuk terus bisa menjadikan DIRI dan AKU sebagai subjuek ataupun objek dari semua topic dan bahasan, tidakkah lebih baik lakoni apa yang seharusnya menjadi lakonnya dan diamlah saat semua pertanyaan diri belum ada jawabnya, karena diam bukan berarti kita tidak tahu, tapi dengan diam kita biosa lebih tahu apa yangtelah kita dapatkan dari semua perjalanan selama ini

Tapi sebagian lagi ada yang berontak, untuk tidak memaafkan apa yang telah terjadi sehingga menjadikan sang pemilik hati menangis kerena luka dan kecewanya, jadi adakah yang terbaik untuk sang pemilik hati yang sekarang masih gamang dengan semua yang di alaminya, tanpa dia tahu apa yang harus dia ingin ketahui lagi dengan lakunya


Jakarta,July 30, 2010
/Lu2

renungan untuk diri sendiri

Sebenarnya apa yang di harapkan dari proses dan laku hidup selama ini ??

Tidakkah aneh kalau apa yang kita jalani selama ini ternyata tidak memberikan kita arti apa-apa, atau kita hanya melewati hidup ini tanpa ada satu pelajaran yang membuat kita nyaris tidak mengenal kita sendiri

Tapi terkadang ada pertanyaan yang amat mendasar yang bahkan tidak bisa kita menjawabnya, yaitu manakala ada suatu kekecewaan dalam diri yang justru akan membuat kita terlalu bodoh untuk bisa akui bahwa tidak semua kecewa itu akan selamanya akan membuat kita kecewa atau bahkan terpuruk, harusnya dari semua itu kita mendapatkan banyak pelajaran bahwa inilah hidup, dan inilah alur cerita dari semua laku yang harus kita jalani

Terdengar sangat mudah sekali, dan sangat simple tapi begitu sulit aplikasi dalam diri, kenapa ya ??

Apakah karena kita yang masih terikat dengan ego??

Ataukah kita yang masih saja berkutat dengan rasa, hingga menjadikan kita hanya seperti jalan di tempat saja

Banyak hal yang membuat kita makin jauh dari alur kita yang seharusnya membuat kita makin dewasa dan lebih peka lagi dengan semua yang terjadi dalam diri, baik yang berupa pergolakan hidup atau pun yang berupa jawaban dari setiap pertanyaan yang mungkin selama ini amat sulit bagi kita untuk mengetahui jawabannya

Terlalu complicated untuk berbicara masalah ini, karena terlalu bersinggungan dengan semua inti dari wadag diri kita.

Jadi mungkin dengan sekelumit oretan ini, akan membuat banyak pembaca yang tahu lagi akan kita yang sebenar-benarnya .

Jakarta 29 Juli 2010

/lu2

Rabu, 28 Juli 2010

untuk dia yang tlah bawa pergi semua cinta

kembali harus teruji
saat semua yang membara di hati
harus menjadi benci

ada tangis yang tidak akan pernah berhenti
karena sang pemilik hati sudah mati suri

ada apa lagi ??
batin kembali dalam sepi
manakala cinta sudah menjauh pergi
dari hati ini

sudah tidak tahu berapa banyak airmata ini
yang terbuang percuma karena benci

/lu2

Sabtu, 17 Juli 2010

ketakutanku

Malam ini kembali mimpi-mimpi menghantuiku

Aku benar-benar tak mampu untuk selalu tenang

Saat mimpi itu temani tidurku

Ketika semua orang terlelap dalam tidur dan mimipi indah

Tidak demikina denganku

Semua begitu jelas dalam mimpi itu

 

Aku takut

Aku gelisah saat malam tiba

Bahkan aku sedih saat siang harus berganti malam

Karna aku tidak mau mimpi itu datang padaku

Seolah ingin memberitahuku

Bahwa inilah yang akan ku hadapi nantinya

 

Malam ini, aku kembali bermimpi

Begitu ku jelas ku lihat kau sedih

Kau terlihat begitu gundah

Ingin skali ku peluk dirimu, untuk sedikit berikan nyaman di dadaku

Tapi aku tidak bisa ..

Bahkan ku lihat kau mulai menangis

Tertunduk

Dan kembali menatapku dengan sedih

 

Kenapa tidak mau kau bagi semua bebanmu untukku

Aku juga istrimu

Aku sayangi dirimu

Aku juga cintaimu

Bahkan aku tulus cintau mu

Dengan semua kekuranganmu

Kenapa kau hanya menatapku ??

Adakah yang salah di diriku ??

Kenapa kau kembali menangis ??

Tidakkah kau bisa lihat betapa aku juga tidak ingin buatmu berada dalam pilihan ini

 

Ini ada apa ??

Kenapa kau hanya diam dan terus saja menatapku ??

Peluklah aku

Menangislah dalam dekapku

Kalau memang itu jawaban dari semua kesedihanmu

Adakah memang semua tatapan sedihmu adalah makna dari jawaban akan pilihan itu

Kau akan tinggalkan aku demi mereka ??

Itukah tuntutan mereka untukmu ??

Kenapa kau hanya diam saja ??

Kenapa kau hanya menatapku ??

Apakah aku salah ??

Apakah kau kurang merasakan kasih sayangku ??

Ataukah kau sudah terlalu capek dengan segala perhatianku ??

 

Aku tidak mau ada pilihan

Karna tuntutan mereka adalah pilihan yang akan buatku jauh dari kehidupan in

Karna aku telah berjanji

Andaikan perpisahan adalah pilihanmu

Aku juga akan pergi jauh ..jauh …

Dimana di tempat itu, aku tidak akan pernah menangis lagi

Aku tidak akan menyakiti diriku sendiri

Dan aku akan tenang di sana tanpamu dan pilihan-pilihan itu

Tapi aku akan selalu ada dalam hatimu

Dalam gerak lakumu

Karna aku akan tinggalkan cinta yang begitu tulus hanya untukmu yg ku sayang

 

Aku terbangun karna mimpi itu

Aku kembali ketakutan

Aku takut semua akan begitu adanya

 

Aku coba tahan sendiri

Biarkan mimpi ini buatku

Biarkan mimpi ini selalu buatku ketakutan akan cintaku padamu

Kenapa kau Bantu aku damaikan jiwa ini

Kenapa kau buat aku kembali menangis dalam pelukmu ??

Aku capek selalu menangis

Aku jenuh dengan semua ini

 

Betapa aku rasakan damai

Saat ku berada di pelukmu

Dalam keadaan yang serba ketakutan ini

Di tidurpun aku tidak mau jauh darimu

 

Peluk aku ..

Peluklah …….

Jangan lepaskan aku

Buat aku selalu nyaman bersamamu

Andai kau tahu

Dalam tiap desahku

Aku selalu berucap `aku cinta kamu  dan aku akan selalu ada untukmu `

Ya ..aku akan selalu ada untukmu dengan semua cinta yang aku punya

 

April 23, 2010

/lu2

 

 

Sabtu, 03 Juli 2010

AGAR SABAR MENJADIKAN KEKUATAN

Tulisan ini adalah kiriman dari seseorang yang paling mengerti dengan semua yang secara pribadi saya hadapi selama ini , tanpa pernah bosan dan jenuh selalu membimbing dan mengarahkanku untuk terus bisa menghadapi semua yang menjadi pilihan walau sebenarnya yang terpilih saat ini adalah salah 


terima kasih dan salam kasih selalu 

==================================================================

Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah [2] : 153).




Walau jiwa harta benda dan wilayah penduduk Gaza Palestina habis dirampas Israel, pasukan tentara Israel dengan berbagai cara, dari membunuh dan membantai anak anak yang tak berdosa, membunuh kaum wanita bahkan memperkosa mereka, dari sejak awal mereka dijajah Israel sampai detik ini, para kaum muslimin Palestina, tetap tegar dan tetap berjuang dengan peralatan seadanya melawan kaum zionis yang kejam dan tidak berprikemanusiaan, walau keluarga, harta benda, rumah bahkan tanah kelahiran mereka habis dirampas kaum Yahudi sang penjajah, mereka tidak dapat dan tidak akan mampu merampas dan menukar Iman Islam para kaum Muslimin di Palestina serta para Mujahid Mujahid Palestina, bahkan para kaum muslimin dunia yang mengabdikan dirinya sebagai Mujahid Palestina, inilah ciri ciri orang yang beriman dan orang orang yang sabar, dengan Iman dan kesabaran mereka para kaum Muslimin serta para Mujahid Palestina, telah melahirkan kekuatan yang dari sejak awal penjajahan sampai detik ini para kaum Yahudi yang didukung oleh kaum orientalis dunia, mereka tidak akan dapat mengalahkan dan menukar Iman Islam para kaum Muslimin dan Mujahid Mujahid Palestina.



Mengapa para kaum Muslimin dan Mujahid Mujahid Palestina dari sejak awal mereka dijajah sampai detik ini, iman Islam mereka tetap melekat walau harus meregang nyawa, karena baik para kaum muslimin di gaza, kaum muslimin di Palestina dan para kaum muslimin dimanapun berada yang selalu menempatkan dirinya membela kaum yang tertindas, kaum yang dijajah dan menempatkan dirinya sebagai Mujahid Mujahid Palestina, mereka paham betul dan mereka yakin akan Firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tercantum dalam QS. Al-Anfal [8] : 46.



Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.



QS. Al-Anfal [8] : 65.



Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.



QS. Al-Anfal [8] : 66.



Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.





SABAR BARU DAPAT DIBUKTIKAN JIKA MELAHIRKAN KEKUATAN



Mengapa kaum Muslimin dan para Mujahid baik di Gaza, di Palestina dan dimanapun berada yang selalu menempatkan dirinya sebagai pembela kaum Palestina yang dijajah, yang ditindas, dan yang dhalimi oleh kaum Yahudi, disamping mereka Yakin akan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, sesuai janji Allah kepada kaum yang beriman, mereka juga meneladani Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam beserta para sahabat, sebagaimana yang telah dituangkan dalam kisah kisah hadis shahih diantaranya tersebut dibawah ini :



Diriwayatkan dari Anas ra, ia berkata, “Bahwasanya anak laki-laki Abu Talhah jatuh sakit. Ketika itu Abu Thalhah harus pergi untuk suatu keperluan. Ketika Abu Thalhah kembali ia bertanya, “Bagaimana keadaan anakku?” Ummu Sulaim berkata, “Dia agak baikan dari sebelumnya.” Kemudian Ummu Sulaim menyiapkan makan malam untuk Abu Thalhah, lalu mereka berhubungan suami istri. Setelah selesai Ummu Sulaim berkata, “Orang-orang telah mengubur anak kita, ia telah meninggal dunia.” Ketika pagi tiba Abu Thalhah mendatangi Rasulullah saw dan menceritakan kisahnya. Beliau berkata, “Apakah tadi malam kalian bersetubuh?” Ia berkata, “Ya.” Beliau berdoa, “Ya Allah berkahilah keduanya (Abu Thalhah dan Ummu Sulaim -pen).” Ternyata istrinya hamil dan melahirkan seorang anak laki-laki. Abu Thalhah berkata kepadaku, “Gendonglah dia dan bawalah menemui Nabi saw.” Maka Anas pergi membawa bayi itu menemui Nabi saw seraya membawa beberapa butir kurma. Sesampainya di rumah Nabi saw, beliau menggendongnya dan berkata, “Apakah kalian membawa sesuatu bersamanya?” Mereka berkata, “Ya, beberapa butir kurma.” Nabi saw mengambil kurma tersebut dan melumatkannya. Kemudian beliau mengeluarkannya dari mulutnya dan memasukkannya ke mulut sang bayi. Beliau mentahniknya dan memberinya nama Abdullah. (HR. Muttafaq ‘alaih)

Mari kita kupas bersama Hadits Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam tersebut diatas, yang telah membuat dan menjadikan ketegaran para kaum Muslimin umumnya dan kaum Muslimat di Gaza khususnya, serta kaum muslimin dan muslimat yang telah menempatkan dirinya sebagai mujahid Palestina, dimanapun berada, sebagai tolak ukur ketegaran Ummu Sulaim Radhiyallohu‘anha.



Ummu Sulaim Radhiyallohu‘anha adalah seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj memiliki sifat keibuan, selain itu ia juga berotak cerdas penuh kehati hatian dalam bersikap, dan berakhlak mulia, sehingga dengan sifat sifatnya yang istimewa itulah pamannya yang bernama Malik bin Nadhar melirik dan mempersuntingnya.

Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Malik adalah satu dari wanita shaliha yang memiliki kedudukan istimewa di mata Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Pada saat Rasululllah menyerukan dakwah menuju tauhid, tanpa keraguan lagi Ummu Sulaim langsung memeluk agama Islam, dan tidak peduli akan gangguan dan rintangan yang kelak akan dihadapinya dari masyarakat jahiliah.



Namun suaminya, Malik bin Nadhir sangat marah saat mengetahui istrinya telah masuk Islam. Dengan dada gemuruh karena emosi, ia berkata pada Ummu Sulaim: “Engkau kini telah terperangkap dalam kemurtadan !”

“Saya tidak murtad. Justru saya kini telah beriman,” jawab Ummu Sulaim dengan mantap. Dan kesungguhan Ummu Sulaim memeluk agama Allah tidak hanya sampai di situ. Ia juga tanpa bosan berusaha melatih anaknya, Anas, yang masih kecil untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Melihat kesungguhan istrinya serta pendiriannya yang tak mungkin tergoyahkan membuat Malik bin Nadhir bosan dan tak mampu mengendalikan amarahnya. Hingga ia kemudian bertekad untuk meninggalkan rumah dan tidak akan kembali sampai istrinya mau kembali kepada agama nenek moyang mereka. Ia pun pergi dengan wajah suram. Sayangnya, di tengah jalan ia bertemu dengan musuhnya, kemudian ia dibunuh..



Saat mendengar kabar kematian suaminya dengan ketabahan yang mengagumkan ia berkata, “Saya akan tetap menyusui Anas sampai ia tak mau menyusu lagi, dan sekali-kali saya tak ingin menikah lagi sampai Anas menyuruhku.”



Setelah Anas agak besar, Ummu Sulaim dengan malu malu mendatangi Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan meminta agar beliau bersedia menerima Anas sebagai pembantunya. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam pun menerima Anas dengan rasa gembira. Dan dari semua keputusannya itu, Ummu Sualim kemudian banyak dibicarakan orang dengan rasa kagum.



Dan seorang bangsawan bernama Abu Thalhah tak luput memperhatikan hal itu, dengan rasa cinta dan kagum yang tak dapat disembunyikan tanpa banyak pertimbangan ia langsung melangkahkan kakinya ke rumah Ummu Sulaim untuk melamarnya dan menawarkan mahar yang mahal, akan tetapi diluar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat, Ummu Sulaim berkata,



“Tidak selayaknya saya menikah dengan seorang musyrik, ketahuilah wahai Abu Thalhah bahwa sesembahanmu selama ini hanyalah sebuah patung yang dipahat oleh keluarga fulan, dan apabila engkau mau menyulutnya api niscaya akan membakar dan menghanguskan patung patung yang engaku sembah itu.”



Perkataan Ummu Sulaim amat telak menghantam dadanya, Abu Thalhah tak percaya dengan apa yang ia lihat dan ia dengar, namun itu semua merupakan realita yang harus ia terima. Abu Thalhah bukanlah orang yang cepat putus asa, dikarenakan cintanya yang tulus dan mendalam terhadap Ummu Sulaim, dilain kesempatan ia datang lagi menjumpai ibunda Anas dan mengiming iming mahar yang lebih wah serta kehidupan kelas atas.



Sekali lagi, Ummu Sulaim muslimah yag cerdik dan pintar ini tetap teguh dengan keimanannya, sedikit pun ia tidak tergoda oleh kenikmatan dunia yag dijanjikan oleh Abu Thalhah, baginya kenikmatan Islam akan lebih langgeng daripada seluruh kenikmatan dunia. Masih dengan penolakanya yang halus ia menjawab, “Sesungguhnya saya tidak pantas menolak orang yang seperti engkau, wahai Abu Thalhah, hanya sayang engkau seorang kafir dan saya seorang muslimah, maka tak pantas bagiku menikah denganmu.”

“Engkau menginginkan dinar dan kenikmatan,” kata Abu Thalhah”.

“Sedikitpun saya tidak menginginkan dinar dan kenikmatan, yang saya inginkan hanya engkau segera memeluk agama Islam,” tukas Ummu Sualim tandas.

“Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku ?” Tanya Abu Thalhah.

“tentu saja pembimbingmu adalah Rasululah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam sendiri,” tegas Ummu Sulaim.



Maka Abu Thalhah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabat sahabantnya, Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam berseru, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”



Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung relung hati Abu Thalhah, Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikitpun tergiur oleh kenikmatan yang dia janjikan, Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak anaknya selain Ummu Sulaim ?, hinnga tanpa terasa dihadapan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat : “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusanNya.”



Ummu Sulaim tersenyum haru dan berpaling kepada anaknya Anas, Menikahlah Ummu Sulaim dengan Abu Thalhah, sedangkan maharnya adalah keislaman suaminya. Hingga Tsabit seorang perawi hadits meriwayatkan dari Anas, “Sama sekali aku belum pernah mendengar seorang wanita yang maharnya lebih mulia dari Ummu Sulaim, yaitu keislaman suaminya.” Selanjutnya mereka menjalani kehidupan rumah tangga yang damai dan sejahtera dalam naungan cahaya Islam.



Abu Thalhah sendiri adalah seorang konglomerat nomor satu dari kabilah Anshar, Dan harta yang paling dia cintai yaitu tanah perkebunan “Bairuha”, Tanah perkebunan itu letaknya persis menghadap masjid, Dan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam sendiri pernah minum air segar yang ada di lokasi itu, sampai kemudian turun ayat :



“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Ali Imran [3] : 92)



Mendengar ayat ini, kontan Abu Thalhah menghadap Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Setelah membacakan ayat tadi Abu Thalhah melanjutkan, “Dan sesungguhnya harta yang paling saya cintai adalah tanah perkebunan Bairuha. Saat ini tanah itu saya sedekahkan untuk Allah dengan harapan akan mendapatkan ganjaran kebaikan dari Allah kelak. Maka pergunakanlah sekehendak Anda, wahai Rasulullah.”



Dan bersabdalah Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam, “Bakh, bakh itu adalah harta yang menguntungkan dan saya telah mendengar perkataanmu tentang harta itu dan saya sekarang berpendapat sebaiknya engkau bagi bagikan tanah itu untuk keluarga kalian.”



Abu Thalhah pun menuruti perintah Rasululah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan membagi bagikan tanah itu kepada sanak familinya dan anak keturunan pamannya, Tak berapa lama Alah memuliakan seorang anak laki laki kepada pasangan berbahagia itu dan diberi nama Abu Umair.



Namun takdir Allah Subhanahu Wa Ta’ala memang tak mampu diduga. Allah Subhanahu Wa Ta ’Ala kembali ingin menguji kesabaran pasangan sabar ini, tiba tiba saja, bocah mungil mereka Abu Umair jatuh sakit sehingga ayah dan ibunya dibuat cemas dan repot, padahal ia adalah putra kesayangan Abu Thalhah.



Setelah Abu Thalhah pulang dari bepergian, yang pertama kali ditanyakan adalah kesehatan dan keadaan putranya dan Ummu Sulaim memang seorang ibu mukminah yang sabar, Ia menerima peristiwa itu dengan sabar dan tenang, Ummu Sulaim lantas menidurkan putranya di atas kasur dan berkata berulang ulang, “Innaa Lillahi Wa Inna Ilayhi Rojiun.” Dengan suara berbisik ia berkata kepada sanak keluarganya, “Jangan sekali kali kalian memberitahukan perihal putranya pada Abu Thalhah sampai aku sendiri yang memberitahunya.”



Setelah air mata Ummu Sulaim telah mengering, Ia menyambut kedatangan suaminya dan siap menjawab pertanyaannya, yang telah bertanya :

“Bagaimana keadaan putraku sekarang ?”

“Dia lebih tenang dari biasanya.” Jawab Ummu Sulaim dengan wajar.



Abu Thalhah merasa begitu letih hingga tak ada keinginan menengok putranya, namun hatinya turut berbunga bunga karena Ia mengira putranya sudah dalam keadaan sehat wal afiat, Ummu Sulaim pun menjamu suaminya dengan hidangan yang istimewa dan berdandan serta berhias dengan wangi wangian, membuat Abu Thalhah tertarik dan mengajaknya tidur bersama.



Setelah suaminya terlelap, Ummu Sulaim memuji kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena berhasil menentramkan suaminya perihal putranya, karena ia menyadari Abu Thalhah telah mengalami keletihan seharian, sehingga ia amembiarkan suaminya tertidur pulas.



Menjelang subuh, baru Ummu Sulaim berbicara pada suaminya, seraya bertanya, “Wahai Abu Thalhah apa pendapatmu bila ada sekelompok orang meminjamkan barang kepada tetangganya lantas ia meminta kembali haknya. Pantaskan jika si peminjam enggan mengembalikannya?”

“Tidak,” jawab Abu Thalhah.

“Bagaimana jika si peminjam enggan mengembalikannya setelah menggunakannya ?”

“Wah, mereka benar-benar tidak waras,” kata Abu Thalhah menjawab Istrinya.



“Demikian pula putramu, Allah Subhanahu Wa Ta ‘Ala meminjamkannya pada kita dan pemiliknya telah mengambilnya kembali. Relakanlah ia,” kata Ummu Sulaim dengan tenang.



Pada mulanya Abu Thalhah marah dan membentak, “Kenapa baru sekarang kau beritahu, dan membiarkan aku hingga aku berhadats (karena berhubungan suami istri) ?” Dengan rasa tabah Ummu Sulaim tak henti henti mengingatkan suaminya hingga ia kembali istirja dan memuji Allah Subhanahu Wa Ta ‘Ala dengan hati yang tenang.



Pagi pagi buta sebelum cahaya matahari kelihatan penuh, Abu Thalhah menjumpai Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan menceritakan kejadian itu, Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun bersabda, “Semoga Allah Subhanahu Wa Ta ’Ala memberikan barakah pada malam pengantin kalian berdua.”



Benar saja Ummu Sulaim lantas mengandung lagi dan melahirkan seorang anak yang diberi nama Abdullah bin Thalhah oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan Subhanallah barakahnya ternyata tak hanya sampai di situ, dari Abdullah bin Abu Thalhah, Ummu Sulaim memiliki cucu sebanyak tujuh orang yang semuanya hafizhul Al-Qur’an.



Inilah kira kira salah satu dari sekian banyak kisah teladan para Sahabat Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, yang diyakini baik oleh kaum Muslim di Gaza, di Palestina maupun dimanapun berada yang sampai detik ini tetap membela dan menempatkan dirinya sebagai Mujahid Palestina, membela kebenaran dan kaum yang tertindas.



HIKMAH DAN PELAJARAN DIBALIK KISAH TELADAN DAN KETEGARAN UMMU SULAIM



1. Manusia dan ujian bagai sisi mata uang



Tidak dapat dipungkiri khususnya para kaum Muslimah, yang lebih banyak berkorban untuk menjadikan putra putrinya menjadi shaleh dan shaleha sampai sampai Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, menyebut hormatilah Ibumu, Ibumu dan Ibumu baru ayahmu, ketika menjawab pertanyaan seorang sahabat bab pergaulan dan penghormatan, yang artinya kedudukan ibu berada lebih tinggi tiga tingkat dan baru ayah, sesuai Hadits Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang artinya :



Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam kepada seorang laki laki yang bertanya kepada Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan ia bertanya, ”Siapa yang lebih berhak diperlakukan baik? Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, ’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi, ’Siapa lagi ya Rasulullah ?’ Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab,’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi, ’Siapa lagi Ya Rusulullah ?’ Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, ’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi, ’Siapa lagi Ya Rasulullah ?’ Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam menjawab, ’Ayahmu.” (Muttafaq Alaih).



Berbagai ujian yang diterima oleh Ummu Sulaim, beliu sabar dan tabah, karena beliau yakin akan firman firman Allah Subhanahu Wa Ta ‘Ala yang termacantum dalam Al-Qur’an Surah sebagai berikut :





Dan jika kamu sekalian menghendaki (keridaan) Allah dan Rasul-Nya serta (kesenangan) di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antaramu pahala yang besar. (QS. Al-Ahazab [33] : 29.





(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka yakin akan adanya negeri akhirat. (QS. Luqman [31] : 4)





Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (QS. Al-Baqarah [2] : 155).





kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran. QS. Al-Ashr [103] : 3).





Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shaleh, sesungguhnya akan Kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam surga, yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik pembalasan bagi orang-orang yang beramal, (QS. Al-Ankabut [29] : 58).



2. Bentuk kondisi manusia dengan ujian Potensi / kekuatan manusia lebih besar dari ujiannya.



Walau mendapat berbagai ujian dan godaan yang diterima oleh Ummu Sulaim dari sejak awal mula beliau mengenal Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan masuk Islam, hingga dimusuhi oleh suami pertamanya yang bernama Malik bin Nadhir, hingga menjanda karena ditinggal meninggal suami pertamanya, ayah dari Annas bin Malik, Ummu Sulaim, tetap tabah sabar dan tetap tegar walau beliau harus hidup serba kekurangan, merangkap sebagai seorang Ibu sekaligus merangkap sebagai seorang ayah yang harus merawat dan membesarkan putranya yang bernama Annas bin Malik, hingga beliau dengan menahan berbagai rasa malu serta berbagai perjuangan untuk menitipkan dan menyerahkan Putranya yang bernama Annas bin Malik untuk didik dan dirawat langsung oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, hingga digoda dan dirayu oleh seorang bangsawan bernama Abu Thalhah yang masih dalam keadaan kafir, yang menawarkan berbagai mas kawin yang berbentuk harta kekayaan yang beliau miliki, namun Ummu Sulaim tak tergoda bahkan justru Ummu Sulaim mau menikah dengan bangsawan Abu Thalhah hanya dengan mas Kawin KEISLAMAN Abu Thalhah, dan cobaan serta ujian beliau tidak berhenti disitu saja, masih diuji dengan putranya yang bernama Abu Umair bin Abu Thalhah, hasil perkawinannya dengan bangsawan Abu Thalhah, meninggal dunia, walau dalam keadaan duka karena putranya yang bernama Abu Umair bin Thalhah meninggal dunia karena sakit, beliau tetap sabar dan tegar serta menghibur suaminya hingga beliau melayani menyiapkan makan dan melayani kewajiban sebagai seorang istri.





............. barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah [2] : 112).



3. Bagaimana mensikapi ujian



a. Yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta Ala tidak akan membebani diluar kesanggupan kita sesuai janji Allah Subhanahu Wa Ta Ala, sekaligus kita diajarkan pasrah dan berdoa memohon kepada Nya, yang tercantum dalam QS. Al-Baqarah [2] : 286





Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".





b. Diberikan bekal yang cukup untuk menghadapi ujian



Disamping kita yakin Allah Subhanahu Wa Ta Ala, tidak akan membebani kita diluar kesanggupan kita, sebagimana yang telah Allah Subhanahu Wa Ta Ala, janjikan tersebut dalam QS. Al-Baqarah [2] ayat 286 tersebut diatas, Allah Subhanahu Wa Ta Ala, juga membekali dan membimbing kita dengan do’a :



"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".



Doa tersebut diatas kita juga dibekali oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan berbagai kisah kisah yang dialami oleh baik yang dialami langsung oleh Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam maupun yang dialami oleh para sahabat sahabat Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebagaimana salah satu contoh riwayat hadits shaheh Ummu Sulaim tersebut diatas.



c. Sabar akan melahirkan kekuatan



Yakinlah bahwa Allah Subhanahu Wa Ta Ala akan melibat gandakan kekuatan yang minimal dua kali lipat bahkan berlipat ganda, dari orang orang yang tidak sabar, sesuai firman Allah Subhanahu Wa Ta Ala, dalam QS. Al-Anfal [8] : 66





Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.





PELAJARAN DARI HADIST



1. Peran dan tugas seorang istri



Agar kita dapat memiliki dan membentuk rumah tangga yang baik, sebuah rumah tangga dan keluarga yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta Ala, kita telah dituntun oleh Allah Subhanahu Wa Ta Ala, yang tercantum dalam QS. Al-Baqarah [2] : 221.





Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.




Setiap kalian adalah ra’in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyahnya. Imam a’zham (pemimpin negara) yang berkuasa atas manusia adalah ra’in dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya. Seorang lelaki / suami adalah ra’in bagi ahli bait (keluarga) nya dan ia akan ditanya tentang ra’iyahnya. Wanita / istri adalah ra’iyah terhadap ahli bait suaminya dan anak suaminya dan ia akan ditanya tentang mereka. Budak seseorang adalah ra’in terhadap harta tuannya dan ia akan ditanya tentang harta tersebut. Ketahuilah setiap kalian adalah ra’in dan setiap kalian akan ditanya tentang ra’iyahnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)



Makna ra’in adalah seorang penjaga, yang diberi amanah, yang harus memegangi perkara yang dapat membaikkan amanah yang ada dalam penjagaannya. Ia dituntut untuk berlaku adil dan menunaikan perkara yang dapat memberi maslahat bagi apa yang diamanahkan kepadanya, itu yang telah dilakukan dan dicontohkan oleh Ummu Sulaim, hingga diakhir hayatnya beliau diberi hadiyah Allah Subhanahu Wa Ta Ala dengan tujuh orang cucu yang semua hafizhul Al-Qur’an.



2. Ketegaran seorang ibu

Berbagai masalah dan ujian yang beliau hadapi Ummu Sulaim, tetap tegar dan tidak goyah serta tidak sedikitpun terlintas dibenaknya untuk menggandaikan Imanya, bahkan ketika dimusuhi suaminya yang pertama yang bernama Malik bin Nadhir, beliau tetap dengan pendiriannya bahwa hanya Agama Islamlah yang diridhai Allah Subhanahu Wa Ta Ala, sesuai QS. Al-Imran [3] : 19, dan beliau tetap tabah dan sabar manakala mendengar berita bahwa suaminya meninggal akibat dibunuh musuhnya, begitu juga beliau tetap tabah dan tegar manakala mendapat berbagai rayuan iming iming dengan berbagai harta kekayaan Abu Thalhah yang ketika itu masih kafir, justru dari ketabahan dan kesabaran beliau mendapat kemenangan dan pertolongan Allah Subhanahu Wa Ta Ala, dengan masuk Islamnya Abu Thalhah yang kemudian menjadi suami keduanya, ketabahan dan ketegaranpun beliau tunjukan manakala beliau menghadapi musibah dengan meninggalnya putra dari hasil perkawinannya dengan Abu Thalhah yang bernama Abu Umair, dengan ketabahan yang sangat Ummu Sulaim menidurkan putranya di atas kasur dan berkata berulang ulang, “Innaa Lillahi Wa Inna Ilayhi Rojiun.” Selanjutnya setelah menidurkan jasad putranya dengan suara berbisik ia berkata kepada sanak keluarganya, “Jangan sekali kali kalian memberitahukan perihal putranya pada Abu Thalhah sampai aku sendiri yang memberitahunya.” dari hasil ketabahan dan keteguhannya beliau mendapat hadiyah putra yang shaleh yakni Annas bin Malik dan Abdullah bin Abu Thalhah, dan dari putra beliau yang bernama Abullah, yang pemberian namanya langsung dari Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam, terlahir tujuh orang putra yang kesemuanya hafizhul Al-Qur’an.



3. Bolehnya menggunakan kalimat Tauriyah (Pemalingan) untuk sebuah kebutuhan

Setelah air mata Ummu Sulaim telah mengering, Ummu Sulaim menyambut kedatangan suaminya yang baru tiba dari bepergian, serta menjawab pertanyaan suaminya, yang ketika Abu Thalhah hendak bepergian, keadaan putranya yang bernama Abu Umair bin Abu Thalhah, dalam keadaan sakit dan ia bertanya :

“Bagaimana keadaan putraku sekarang ?”

“Ummu Sulaim Menjawab “Dia lebih tenang dari biasanya.”



Abu Thalhah merasa tenang dan hatinya gembira karena dia menganggap bahwa putranya yang bernama Abu Umair sudah dalam keadaan sehat wal afiat, kenaapa Ummu Sulaim mengatakan bahwa putranya lebih tenang dari biasanya, karena dimanapun dimuka bumi ini tidak ada orang yang telah meninggal dunia bergerak gerak dan seterusnya seperti yang dilakukan oleh orang yang masih hidup. Jadi, Tauriyah pada hakikatnya bukanlah bohong. Akan tetapi, gambaran dan pemahamannya mirip dengan bohong. Kita tidak ingin berkata jujur, tapi juga tidak ingin berbohong’ tentu saja ada syaratnya untuk melakukan tauriyah, agar tidak menjadi kebiasaan buruk, yakni hanya dilakukan pada sebuah kebutuhan tertentu untuk menyelamatkan baik diri sendiri maupun orang lain. Jadi Tauriyah hanya dapat dilakukan : Pertama, kondisi memang benar-benar mendesak, dan kalau kita tidak melakukan tauriyah maka terjadi kerugian besar, tidak hanya bagi diri sendiri tapi kerugian bagi orang lain. Kedua, penggunaan kalimat memang memberikan makna yang dimaksud. Ketiga, tidak bertujuan untuk perbuatan jahat dan zalim.



4. Adanya syariat Tahnik pada bayi (memberikan ke mulut bayi yang manis manis)



Pengertian tahnik secara bahasa dan syr’i adalah mengunyah kurma dan meletakkanya di mulut bayi, dianjurkan agar yang melakukan tahnik adalah orang yang memiliki keutamaan, dikenal sebagai orang yang baik dan berilmu atau orang shaleh, diutamakan dilakukan oleh orang tuanya sendiri yang shaleh, Dan hendaklah ia mendo’akan kebaikan (barakah) bagi bayinya tersebut. Dalil tentang tahnik ini disebutkan dalam beberapa hadits di antaranya hadits tersebut diuatas.



Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Aku pergi membawa Abdullah bin Abu Thalhah kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ia baru dilahirkan. Aku mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda kepadaku “Adakah kurma bersamamu ?” Aku jawab, “Ya (ada)” Beliau lalu mengambil bebeberapa kurma dan memasukkannya ke dalam mulut beliau, lalu mengunyahnya sampai lumat. Kemudian beliau mentahniknya, maka bayi itu membuka mulutnya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian memasukkan kurma yang sudah lembut ke maulut bayi tersebut,



Maka mulailah bayi itu menggerak-gerakan ujung lidahnya (merasakan kurma tersebut). Ilmu kedokteran telah menetapkan faedah yang besar dari tahnik ini, yaitu memindahkan sebagian mikroba dalam usus untuk membantu pencernaan makanan. Namun, apakah yang disebutkan oleh ilmu kedokteran ini benar atau tidak benar, yang jelas tahnik adalah sunnah mustahab yang pasti dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, inilah pegangan kita bukan yang lainnya dan tidak ada nash yang menerangkan hikmahnya. Maka Allah lah yang lebih tahu hikmahnya.



5. Syariat memberi nama bayi dengan nama yang baik



Adanya isyarat agar memberikan nama nama yang baik terhadap anak anak kita, karena nama merupakan doa, agar kelak anak anak kita menjadi putra putri yang shaleh dan shaleha.



6. Hukum Tabarruk artinya mencari berkah, mengharapkan keberkahan, dan meyakininya, sedangkan berkah ( بَرَكَةٌ / barokah) menurut bahasa Arab artinya adalah kebaikan yang banyak, kebahagiaan, dan tetapnya serta bertambahnya semua berkah dan kebaikan sesungguhnya keberkahan itu hanyalah milik Allah Subhanahu Wa Ta Ala, sesuai firman Allah dalam QS. Al-Imran [3] : 26





Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.





KESIMPULAN DAN HAKEKAT KESABARAN MELAHIRKAN KEKUATAN DIANTARANYA :



1. Agar kita dapat mewujudkan kemenangan dalam berbagai hal kita harus Memiliki visi dan Misi keakheratan dan tetap teguh dengan Visi dan Misi Keakheratan tersebut. Sebagaimana perintah Allah dalam QS.Al-Qashash [28] : 77.





Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.



2. Mengalihkan diri mencari kesibukan, betapa pentingnya peran teman atau orang yang berada di lingkungan terdekat kita dalam memberi nasehat agar bersabar, bukankah kita diharuskan saling memberi nasihat agar mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran agar kita tidak termasuk orang yang merugi, sesuai petunjuk Allah Subhanahu Wa Ta Ala dalam QS. Al-Ashr [103] : 3.





kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.



Walau berbagai musibah yang kita hadapi, apabila kita selalu mencari kesibukan untuk melupakan musibah dengan berbagai kegiatan positif dengan disertai keyakinan yang bulat bahwa sabar dan kesabaran akan membuahkan keuntungan yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta Ala, Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar [39] : 10)



dan “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 153).



Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu (QS. Al-Baqarah [2] : 45).



Mereka itulah orang yang mendapat keberkatan yang sempurna dan Rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (QS. Al-Baqarah [2] : 157).



Jika kita hayati dengan sepenuh hati betapa besar hikmahnya dibalik musibah, bahwa Allah ternyata menyediakan hadiah imbalan ampunan dan pahala yang besar terhadap hambanya yang sabar dan disertai amal shaleh. “..orang-orang yang sabar (terhadap bencana) dan mengerjakan amal-amal shaleh, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar” (QS. Huud [11] : 11).



“Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan, melainkan kepada orang-orang yang sabar, dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” (QS. Fushilat [41] : 35), dan tetap berusahalah mencari dan mengisi waktu dengan berbagai kesibukan serta jangan selalu menyendiri dan mengurung diri.





3. Melakukan yang lebih baik



Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. An-Nahl [16] : 97).





Maka barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya. (QS. Al-Anbiya [21] : 94).





4. Berusaha menjadi Problem solver Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)





...........barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. Al-Baqarah [2] : 112.





Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (QS. Ar-Ra’d [13] : 22).





5. Tetap berusaha menggunakan akal sehat dan tidak didominasi perasaan





Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Qur'an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa yang disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun pemberi petunjuk baginya. (QS. Az-Zumar [39] : 23).





Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari isi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. (QS. Al-Imran [3] : 7)




Allah menganugrahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa yang dianugrahi al hikmah itu, ia benar-benar telah dianugrahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (QS. Al-Baqarah [2] : 269).





Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barang siapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. An-Nuur [24] : 21).





6. Jangan sendirian serta Meminta bantuan doa orang lain





Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS. An-Nisa [4] : 1).





Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al-Ahzab [33] : 41).





Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang dimurkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa. QS. Al-Mumtahanah [60] : 13).











Wallahu A'lam bishawwab

Jumat, 02 Juli 2010

DIA YANG HARUS DISANA LAGI

ada masa dimana kita bahagia
ada masa dimana akan buat kita menjadi tidak yang kita inginkan
dan ada masa dimana kita harus sadar kalau sebenarnya hidup yang kita jalani adalah sebuah pilihan yang amat sangat membuat kita tidak sadar

terlalu naif untuk menghindar
terlalu sempit saat menangis menjadi pilihan kita
dan terlalu menyakitkan manakala kita tersadar dari semua rasa itu

terkadang apa yang kita harapkan hanyalh sebuah mimpi yang menakutkan
dan yang membuat kita makin jauh dengan apa yang sebenarnya
kita makin terlempar jauh dari asa yang sebenarnya
yang ternyata justru membuat kita buta akan laku yang kita jalani sekarang ini

aneh ...
bukankah ini semua pilihan
dan setiap pilihan selalu ada konsekwensinya
lalu kenapa masih saja berkutat dengan semua rasa ??

terlalu simple untuk mengaplikasikan semua pelajaran akan IKHLAS
dan memahami tiap RASA yang ada

saat ini
yang ada hanya ragu
ragu dengan semua pilihn yang terlalu buat sesak

saat sesak akan rasa di rasa begitu amat menyakitkan
justru disitulah sadar akan RASA yang sebenarnya
bahwa selayaknyalah kita HANYA MENCINTAI SAAT DIA ADA

tapi apakah sanggup begitu ??
tidakkah setiap muatan ingin juga merasakan akan satu bahagia
yang tidak terlalu banyak menuntut akan rasa yang begitu menyesakkan

kembali tertunduk dalam asa
tidak lagi percaya akan semua yang membuat luka
karna ternyata dia yang di cinta tidak lebih seperti yang selalu buatku murka

sakitku saat dia harus di sana
July 2 2010
/lu2